Kamis, 12 April 2012

Teknologi Penghitung Waktu Shalat Antar Zona

posted by: Dunia Andromeda


SEBAGAI pengusaha yang kerap bepergian sekaligus Muslim yang taat, Abdalhamid Evans selalu menghadapi masalah sama saat dia harus terbang melintasi zona waktu di ketinggian beberapa ribu meter. 

Masalah yang dihadapi Evans dan kemungkinan besar umat Islam lainnya adalah saat yang tepat untuk melaksanakan shalat saat dalam penerbangan lintas wilayah.



Umat Islam diwajibkan menjalankan shalat lima kali dalam sehari dalam waktu-waktu yang ditentukan. Namun menjalankan kewajiban itu menjadi rumit jika sedang dalam perjalanan udara melewati beberapa zona waktu. 

"Saya biasanya tidak menjalankan shalat di atas pesawat terbang," kata Evans, pendiri situs yang menyediakan informasi tentang industri halal dunia. 

"Belakangan saya berfikir mungkin sebaiknya kami melakukan shalat di atas pesawat ketimbang saat tiba di tempat tujuan," kata warga Inggris itu. 

Kini problem yang dihadapi Evans dan ribuan umat Islam lainnya yang kerap bepergian melintasi zona waktu terpecahkan setelah sebuah alat yang dinamakan Penghitung Waktu Shalat Pelawat Udara. 

Alat ini dikembangkan perusahaan asal Singapura, Crescentrating, sebuah perusahaan yang biasa memberikan peringkat halal kepada hotel. 

Diluncurkan awal bulan ini, perangkat online ini menyediakan data seperti waktu shalat di negara asal, kota tujuan, dan negara yang sedang dilintasi penerbangan. 

Alat ini kemudian menggunakan algoritma untuk menghitung waktu yang tepat bagi seorang penumpang Muslim untuk menjalankan shalat selama penerbangan berlangsung. 

Program ini memungkinkan umat Islam memastikan waktu shalatnya berdasarkan posisi mereka di darat. 

"Saya sadar terjadi kebingungan di antara penumpang pesawat udara, namun tak seorangpun memberikan solusi," kata Direktur Eksekutif Crescentrating Fazal Bahardeen. 

Cara operasionalnya gampang. Sebelum melakukan perjalanan, seorang Muslim bisa membuka situs Crescentrating, kemudian memasukkan data berupa bandara keberangkatan, waktu keberangkatan, dan negara tujuan. 

Perangkat hitung itu kemudian secara otomatis akan menghasilkan waktu shalat baik dalam waktu lokal di bandara keberangkatan, selama penerbangan, hingga tiba di tempat tujuan. 

Hadirnya perangkat ini mendapat sambutan positif dari umat Islam, terutama mereka yang kerap melakukan perjalanan antarnegara. 

"Alat ini sangat bermanfaat untuk penerbangan panjang," kata Wakil Presiden Bank Islam Abu Dhabi Shiraz Shideek yang bepergian ke luar negeri belasan kali dalam satu tahun. 

"Jika pesawat yang Anda tumpangi melintasi zona waktu yang berbeda, maka Anda akan sulit menentukan waktu shalat," tambah Shideek. 

Menurut Crescentrating pada 2010 lalu, sebanyak US$10 juta dihabiskan umat Muslim untuk bepergian antarnegara. 

Jumlah ini sama dengan 10% dari jumlah biaya perjalanan global dalam satu tahun. Dan pada 2020 diprediksi angka ini meningkat hingga 15%. 

Sementara itu, Organisasi Parawisata Dunia memperkirakan jumlah warga Arab yang bepergian ke luar negeri akan bertambah dua juta orang pada 2020. Saat ini jumlah wisatawan dari seluruh negara-negara Arab berjumlah 37 juta orang.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...