Senin, 30 April 2012

Pamali, Dari Kepercayaan Hingga Logika

posted by: Dunia Andromeda
Pamali. Satu kata ini pastinya sudah sering anda dengar. Kalau ditanya arti dari pamali, sebagian besar juga pasti akan menjawab dengan kalimat yang kurang lebih sama. Pamali yang juga dikenal dengan pantangan atau larangan, sudah tumbuh selama bertahun-tahun, bahkan turun temurun sejak jaman dahulu.
Seringkali, pamali itu dikaitkan dengan hal-hal berbau mistis atau supranatural. Misalnya, anda akan lebih cepat tua jika suka mandi di siang hari. Atau, anda akan mendapat pasangan yang buruk rupa jika anda tidak menyapu rumah dengan bersih.
Secara logika, mungkin tidak masuk di akal bagaimana hal-hal atau akibat-akibat buruk tersebut bisa terjadi? Saya pribadi berpendapat, orang tua jaman dulu ingin melatih anak-anaknya untuk memiliki kepribadian yang sopan. Seperti pamali yang saya sebutkan di atas, logikanya, jika mandi di siang hari, bukankah pemborosan? Sebaiknya nanti saja saat sore, setelah beraktivitas banyak akan lebih baik.
Namun tak bisa dipungkiri jika pamali atau mitos seperti itu masih tetap tumbuh di Indonesia yang memang nenek moyangnya banyak memiliki kepercayaan yang bersifat klenik. Namun, tahukah anda bahwa ternyata pamali tidak hanya dikenal di Indionesia saja. Di luar negeri, yang mayoritas masyarakatnya sudah lebih maju pun mengenal istilah pamali, atau yang biasa mereka sebut Superstition.
Misalnya, di Inggris, pamali jika anda berjalan di bawah tangga. Konon, akibatnya anda akan tertimpa kesialan yang parah. Namun, logikanya, bisa saja tangga itu adalah bangunan tua yang rapuh, dan anda akan tertimpa tangga itu. Kesialan bukan?
Ada lagi di Jepang yang menabukan bertukar tas dengan orang lain. Akibatnya masih sama, anda akan mendapat kesialan. Di Jepang juga dipercaya, jika anda berfoto dalam jumlah ganjil, yang di tengah akan mati. Hal tersebut mungkin berkaitan dengan kepercayaan Friday The 13th, dimana jika anda berfoto ramai-ramai berjumlah 13 orang, maka salah satunya akan mati, sehingga jumlahnya menjadi 12 orang saja.
Di Korea lebih ekstrim lagi. Jangan menulis dengan tinta berwarna merah. Karena tinta warna merah sangat berkaitan dengan kematian. Namun, secara tata krama, menulis dengan warna merah memang dianggap tidak sopan di negara-negara Asia, khususnya Asia timur dan tenggara.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...