Minggu, 22 April 2012

Sky Village : Kampung Melayang Buatan Jepang

posted by: Dunia Andromeda

Jepang adalah negara yang terkenal dengan istilah 'selalu belajar'. Setelah gempa bermagnitude 9 SR yang mengguncang Jepang pada tanggal 11 Maret 2011 


lalu menunjukkan bahwa pertahanan yang sebelumnya telah diupayakan  
seperti membuat dinding laut ternyata tak cukup. Rancangan baru pun  
diusulkan.

Keiichiro Sako dari Sako Architechts di Tokyo telah merancang sebuah  
kawasan tepi pantai yang anti tsunami. Kawasan ini bisa juga dikatakan  
sebagai sebuah pulaubuatan yang letaknya lebih tinggi dari daerah 
sekitarnya, dan dinamai 'Sky Village' atau Kampung Langit.


Rencananya, rancangan kawasan tersebut akan diwujudkan di kawasan 
Tohoku, timur laut Jepang, yang tahun 2011 lalu dihancurkan oleh gempa 
dan tsunami. Meskipun terdengar seperti mimpi, Sako yakin rancangannya 
bisa diwujudkan.

"Saya ingin menawarkan cara agar orang dapat tetap hidup dan bekerja 
dengan aman serta tetap nyaman tinggal dataran rendah, ini alasannya 
saya memulai proyek ini," kata Sako.
Akibat gempa tahun lalu, pemerintah Jepang berencana untuk mengajak 
warga meninggalkan desa-desa yang diterjang tsunami serta merelokasi 
warga ke area yang lebih tinggi, lebih jauh dari pantai. Tetapi menurut 
Sako, rencana pemerintah Jepang kurang tepat. Menurutnya, rencana 
pembangunan Sky Village lebih tepat karena tidak mengharuskan warga 
meninggalkan daerah asal dan cara hidup sebelumnya.


"Bagaimana anda hidup aman di dataran rendah? Pilihannya hanya membangun bangunan buatan yang tinggi," ungkap Sako seperti dikutip China.org.cn.

"Sekarang, jika anda membuatnya, dan berbentuk kotak, mungkin akan 
langsung dihantam oleh tsunami. Jadi saya pikir yang harus dilakukan 
adalah membangun struktur bentuk lingkaran dengan fondasi baja," tambah 
Sako.Rancangan berbentuk lingkaran atau oval sangat penting. Karena jika bangunan berbentuk kotak, maka air dari gelombang tsunami akan langsung menghantam dan sulit untuk mengalir ke arah lainnya. Jika bangunan berbentuk oval, maka air akan mengalir ke samping.
Sako merancang bangunan sebaik mungkin sehingga anti-tsunami. Saat 
tsunami, gerbang bangunan tertutup sehingga air tak bisa masuk. Listrik 
disuplai dengan energi terbaru agar tetap bisa beroperasi. Ada pula cadangan baterai lithium.

Sky Village memiliki kluster-kluster. Terdapat kluster untuk sekolah, 
hunian, dan perikanan. Ada pula tempat yang untuk membantu aktivitas 
perikanan sehingga mendukung aktivitas warga sebagai nelayan. Dana 
pembangunan Sky Village tentunya sangat besar. Yasuaki Onoda dari 
Departemen Arsitektur dan Ilmu Bangunan di Tohoku University 
memperkirakan bahwa biayanya bisa mencapai triliunan rupiah per 'pulau'.
Untuk mengatasi tantangan biaya, Sako mengatakan bahwa akan mendaur 
ulang material bangunan yang dihancurkan tsunami tahun lalu. Ia percaya,
bangunan tak cuma akan membantu para penduduk, tapi juga menjadi tujuan wisata.

Memang, seperti pada masa-masa setelah kekalahan Jepang di Perang Dunia II, kaliini Jepang menunjukkan kembali bahwa mereka adalah negara yang selalubelajar dan bisa bangkit dari keterpurukan. Ide rancangan Sky 
Village ini sangatlah menarik dan semoga saja bisa terealisasi dan 
benar-benar bisa mengatasi masalah pertahanan daerah dari bencana gempa dan tsunami di Jepang.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...